Turnover Dalam Saham Adalah

Turnover Dalam Saham Adalah

Turnover Dalam Saham Adalah

Pergantian dalam kepemilikan saham terdiri dari berbagai faktor yang mempengaruhi turnover. Likuiditas dalam sebuah saham dihitung dengan penggunaan matriks turnover ini. Adapun turnover saham adalah matriks yang penggunaannya untuk menghitung likuiditas.

Metode ini praktis tapi membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Hal yang terkait dari turnover di antaranya adalah:

Hasil perhitungan turnover dengan membagi jumlah saham yang diperjualbelikan sebuah perusahan dari periode tertentu dengan total jumlah saham pada periode yang sama.

Faktor Komposisi Pemegang Saham

Pemegang saham perusahaan bermacam-macam dengan jumlah porsi yang berbeda. Komposisi pemegang saham dapat mempengaruhi level turnover saham. Pemegang saham yang dimiliki investor ritel memiliki likuiditas lebih tinggi.

Dalam bisnis ritel, pergerakan terus berkembang pesat dan investornya rajin menjual dan membeli aset bursa saham dibanding investor institusi.

Faktor yang menjadi penyebab tinggi rendahnya turnover saham adalah sesuatu yang tidak dapat dijadikan standar hitungan. Baik buruknya tetap memiliki tingkatan lain yang tidak setiap kali sama karena memang prediksi tidak selalu tepat.

Contoh Perhitungan Turnover Saham

Salah satu contoh untuk menghitung turnover saham adalah jika sebuah PT. AA merilis 3.000.000 lembar saham dalam Bursa Efek Indonesia pada 12 November 2022. Kemudian terlihat apda pagi hari pergerakan saham yang dirilis sehari sebelumnya.

Jumlah saham PT. AA dengan harga 300.000 lembar. Untuk menghitung share turnover menggunakan rumus yang telah ada sebelumnya, yaitu:

Share Turnover: 300.000 / 3.000000 = 0,3 atau sebesar 30%

Dari perhitungan di atas terlihat share turnover atau turnover saham adalah sebesar 30%.

Tingkat Likuiditas

Tingkat likuiditas sebuah saham dapat dilihat dari nilai matriks perhitungan turnover. Semakin tinggi nilai matriks, semakin tinggi tingkat likuiditas saham tersebut.

Dengan level tinggi maka trader atau investor lebih mudah menjual aset karena jumlah pembeli dan penjual relatif sama.

Likuiditas aset membutuhkan perhitungan matriks yang disebut turnover. Secara umum turnover saham adalah salah satu aspek dari likuiditas yang akan diperjualbelikan.

Dalam tingkat likuiditas, semakin tinggi levelnya maka akan semakin mudah bagi investor untuk menjual kembali aset tersebut. Sebetulnya apa itu turnover saham yang biasa pula disebut dengan share turnover dan bagaimana penjelasannya?

Rumus dan Contoh Menghitung Turnover Saham

Untuk mengetahui turnover saham adalah valid atau tidak dengan rumus tertentu. Matriks dapat dilihat hasilnya dengan menggunakan rumus ini.

Share Turnover Saham = Jumlah saham yang diperdagangkan / jumlah total saham yang dikeluarkan sebuah perusahaan

Baik jumlah saham yang diperdagangkan dan total saham yang telah rilis dalam hitungan periode atau waktu tertentu.

Apabila kurun waktunya dalam satu periode ada bermacam-macam, perlu menghitung rata-ratanya terlebih dahulu karena akan mempengaruhi turnover saham.

Setelah mengetahui reratanya baru dihitung dengan rumus yang ada. Begitu pula dengan total saham yang telah dirilis perusahaan. Jika ada penambahan atau pengurangan, perhitungan harus menambah atau menguranginya dahulu.

Perhitungan ini untuk untuk mengevaluasi aset seberapa tinggi tingkat likuiditas aset dari perusahaan tersebut.

Faktor Kepercayaan Investor

Faktor yang kadang terjadi dalam turnover saham adalah karena investor begitu percaya terhadap salah satu perusahaan. Nilai turnover rendah bukan berarti tidak ada peminat dan perusahaan merugi.

Akan tetapi karena pemegang saham atau investor tidak ingin melepas aset kepemilikan saham ke yang lainnya. Investor yang demikian disebabkan oleh kepercayaan terhadap perusahaan yang besar.

Investor yakin bahwa melakukan investasi dalam meningkatkan jumlah permintaan saham perusahaan tersebut akan menguntungkan. Maka tidak menjual aset meskipun banyak yang menginginkannya.

Apa Pengaruh Turnover Saham?

Turnover saham dengan matriks ini secara umum berpengaruh bagi investor, trader dan perusahaan. Secara lengkap bisa cek berikut ini.

Investor akan mengamati mengamati pergerakan sesuai harga yang diinginkan. Semakin harga turun, investor akan semakin merugi karena aset tidak terjual dengan harga maksimal.

Bagi trader sendiri, saat membeli saham perusahaan mengharapkan harga jual tinggi guna memperoleh profit lebih baik lagi. Jika menghitung matriks likuiditas tinggi maka keuntungan dapat diperoleh lebih banyak lagi tapi bisa pula kerugian yang didapatkan juga tinggi.

Pengaruh untuk perusahaan adalah jika turnover rendah maka tidak ada peminat yang membeli saham tersebut. Tidak ada yang berminat dengan rilis saham bisa berarti harga yang terlalu tinggi.

Efeknya saham perusahaan tersebut di kemudian hari tidak memiliki pangsa pasar yang bagus saat menjual saham baru lagi. Untuk mengatasinya perusahaan dapat memperbaiki kinerja persuahaan sehingga dapat meningkatkan matriks likuiditas aset perusahaan.

Tidak ada standar tertentu untuk melihat baik buruknya sebuah matriks dalam perhitungan turnover saham. Namun, berbagai indikator atau faktor yang mempengaruhinya dapat melihat sejauh mana saham bisa bergerak naik atau turun dalam periode tertentu.

Rumus turnover saham adalah jumlah saham pada periode tertentu dibagi dengan jumlah total saham yang rilis pada periode tertentu juga. Hasilnya berupa matriks yang dapat dijadikan indikator seberapa tingkat likuiditas tapi tidak bisa jadi patokan baik buruknya perusahaan.

Faktor Turnover Saham

Turnover saham dikatakan baik atau tidak memang tidak ada standar tertentu. Dikarenakan nilai dari matriks berbagai perusahaan berada baik dalam skala besar atau kecil.

Untuk mengetahui lebih jelasnya matriks yang bernama turnover saham dapat dipengaruhi berbagai faktor, yaitu:

Faktor turnover dalam saham yang pertama adalah harga. Harga muncul karena adanya permintaan dan penawaran untuk produk normal dengan kenaikan harga berkorelasi negatif dengan permintaan.

Misalnya sejumlah saham dari perusahaan naik hingga puluhan ribu rupiah setiap lembarnya, maka jumlah permintaan akan jatuh. Kejadian ini menyebabkan investor lama kesulitan menjual aset yang dimiliki.

Apabila berlangsung dalam beberapa periode sekaligus dan terus menerus akan banyak merugikan investor atau trader yang bermain saham di dalamnya.

Namun, harga saham yang aman dan normal memungkinkan perusahaan lain yang lebih kecil punya share turnover tinggi.

Perusahaan dengan kredibilitas bagus, baik dan terpercaya dengan produk unggulan tentunya memiliki kinerja bagus. Kinerja perusahaan yang baik dalam pandangan umum akan mempengaruhi investor dan trader untuk bermain dalam saham tersebut.

Permintaan dan harga secara otomatis akan meningkat sesuai dengan kinerja perusahaan yang menguat dan bagus. Dengan level kinerja optimal maka meningkatkan jumlah permintaan saham dari perusahaan.

Aset perusahaan akan naik dengan sendirinya pada periode tertentu sebelum kemudian turun kembali dengan melihat pergerakan pasar saham.

Faktor Trader yang Aktif

Investor adalah penanam modal dalam sebuah perusahaan dan trader adalah orang yang aktif menjual dan membeli saham dalam bisnis trading. Jika banyak trader melakukan aktivitas penjualan dan pembelian dalam waktu tertentu, menjadi indikator penting perusahaan tersebut.

Trader yang aktif bermain saham dalam sebuah perusahaan menunjukkan perusahaan memang bagus dan memiliki aset yang layak untuk dibeli. Kemudian jika saatnya bagus dapat menjualnya kembali dengan keuntungan berlipat yang mempengaruhi turnover saham.