Simbol Kebersamaan Dan Persatuan
foto ditemukan dengan kata kunci simbol kebersamaan masyarakat
Tanah Bumbu, lintaskalsel.com Kirab Merah Putih ini bukan sekedar parade, melainkan sebuah simbol kebersamaan dan semangat untuk terus menjaga persatuan di tengah keberagaman masyarakat Kalimantan Selatan.
Hal tersebut dikemukakan Seketaris Dewan DPRD Kalsel Muhammad Jaini, SE, MAP, saat ikut Kirab Merah Putih ke-5 Sabtu (24/08/2024) pagi.
Kegiatan Kirab dimulai dari Kodim 1022 Kabupaten Tanah Bumbu menuju Alam Roh 24 Kiram Kabupaten Banjar yang diikuti ribuan pengendara dari berbagai instansi, klub motor, serta masyarakat umum.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif Gubernur Kalsel ini, karena bukti nyata bahwa semangat persatuan dan kebersamaan di Kalimantan Selatan masih sangat kuat,” ujar Jaini di sela-sela perjalanannya bersama para rider.
Selain itu juga Jaini menekankan pentingnya keselamatan selama berkendaraan dalam mengikuti kirab.
“Keselamatan adalah prioritas utama bagi seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini, dengan tetap mematuhi aturan lalu lintas dan mengedepankan keamanan,” ucap Bang Jai.
Sebelumnya, pelepasan peserta kirab ditandai dengan pengibaran bendera dimulai oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kalsel Raudatul Jannah dan Danrem 101 Antasari Ari Aryanto.
Gubernur Sahbirin Noor dalam Berbagainya berharap agar seluruh peserta kirab dapat menyelesaikan perjalanan dengan, serta selalu mematuhi peraturan lalu lintas.
Rute Kirab Merah Putih ke-5 ini membentang sejauh 194 km, dengan titik awal di Kodim Tanah Bumbu dan garis finish di Alam Roh 24 Kiram, Kabupaten Banjar. Dusebutkan di sepanjang rute, disediakan empat rest area sebagai tempat beristirahat bagi para pengendara.
Rest area pertama berlokasi di Simpang Tiga Mentewe, didaerah itu Gubernur meresmikan lima kelas baru di sebuah Sekolah Dasar setempat. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan ke rest area kedua di Gunung Papua, kemudian ke rest area ketiga di Simpang Empat Sumber Baru, dan terakhir ke rest area keempat di Jembatan Awang Bangkal, di kawasan itu juga dilakukan peresmian jalan baru sebelum para peserta melanjutkan perjalanan menuju garis selesai.
Setibanya di Alam Roh 24, para peserta kirab disambut dengan layanan dapur gratis yang disediakan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Selatan. Dapur ini menyediakan makanan dan minuman bagi para pengendara sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap partisipasi mereka dalam kegiatan kirab ini.(Surya).
PANGKALPINANG – Penjabat Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama, menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Jadi Pangkalpinang ke-267 yang digelar perdana di Museum Timah Indonesia Kota Pangkalpinang, Selasa (17/9/2024).Budi Utama tiba di mimbar kehormatan sekitar pukul 07.30 WIB dengan mengenakan baju adat melayu teluk belanga didampingi oleh Pj Ketua TP PKK Yuniar Putia Rahma Budi Utama.Upacara berlangsung khidmat dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Forkopimda, Ketua DPRD Kota Pangkalpinang, serta seluruh pejabat tinggi pratama lingkup Pemerintah Kota Pangkalpinang.Budi menyampaikan secara singkat sejarah Pangkalpinang dengan kata Pangkal memiliki nama spesifik atau sama diri “Pinang” sebagai tempat kedudukan daang dan jenang didirikan berdasarkan kebijakan Susuhunan Sultan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo pada Tanggal 17 September 1757 Masehi bertepatan dengan Tanggal 3 Muharram 1171 Hijriah.Sebagai salah satu pangkal yang strategis di Pulau Bangka, Pangkalpinang secara historis dan filosofis didirikan untuk kepentingan ekonomis, politis dan untuk kepentingan sosial budaya masyarakat yang menempatinya.Pelaksanaan upacara tahun ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena dilaksanakan di kawasan Museum Timah Indonesia Pangkalpinang yang dalam dimensi ruang, dimensi waktu dan dimensi peristiwa merupakan salah satu situs bersejarah di Kota Pangkalpinang.“Bangunan Museum menjadi monumen hidup (living monument) dan penanda penting bagi eksistensi keberlangsungan cita cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, terutama masa selama 197 hari pemimpin Republik Indonesia menjalankan exile government dari Tanggal 22 Desember 1949 hingga 6 Juli 1949,” ujar Budi.Tanpa terasa kata Budi, Pangkalpinang sudah berusia 267 Tahun. Dengan usia tersebut masih banyak kekuatan dan potensi yang dimiliki harus digali, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, masih banyak peluang yang harus dicermati, dan masih banyak kelemahan yang harus diperbaiki.“Memang telah banyak yang kita lakukan untuk Kota Pangkalpinang tapi tugas dan pengabdian belum selesai,” ungkapnya.Dalam momentum berharga ini Budi mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama mambangun Kota Pangkalpinang. Keberagaman dan kebersamaan yang telah terjalin di Kota Pangkalpinang merupakan modal sosial utama untuk membangun Kota Pangkalpinang.“Keberlanjutan pembangunan merupakan kewajiban seluruh komponen masyarakat,” tegasnya.Selain itu, ia juga menyampaikan beberapa hal penting terkait pelaksanaan pilkada serentak. Ia juga mengajak agar seluruh masyarakat untuk merenungkan kembali makna demokrasi.Demokrasi adalah bentuk menjadikan rakyat sebagai pemilik kedaulatan utama. Pilkada serentak merupakan wujud nyata dari prinsip demokrasi yang mengedepankan hak setiap individu untuk memilih pemimpin yang dianggap terbaik dari yang baik (primus interpares).Melalui proses pemilukada, komitmen kita terhadap prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan integritas harus dijunjung tinggi.“Mari kita jaga semangat kebersamaan. Pilkada serentak adalah momen penting yang harus kita hadapi dengan semangat persatuan dan kesatuan. Proses ini harus dijalani dengan penuh tanggung jawab dan jauhkan perpecahan di antara kita.Budi menyebut perbedaan dalam pilihan politik merupakan hal yang biasa. Oleh karenanya, ia menekankan agar masyarakat harus tetap menjaga ukhuwah dan harmoni dalam kehidupan.Pilkada harus menjadi momentum untuk memperkuat ikatan sosial dan menghindari segala bentuk konflik atau ketegangan yang bisa merusak persatuan.Ia juga mengajak agar masyarakat dapat meningkatkan partisipasi aktif dalam pilkada. Sebagai warga negara yang baik, masyarakat memiliki kewajiban untuk memberikan suara dan berperan aktif dalam proses demokrasi.“Mari kita ciptakan suasana yang kondusif. Tugas kita bersama untuk memastikan bahwa Pilkada dapat berlangsung dengan aman, damai, dan adil. Semua pihak, mulai dari penyelenggara pemilu, aparat keamanan, hingga masyarakat, memiliki peran penting dalam menciptakan suasana yang kondusif,” jelasnya.“Kita harus mendukung setiap upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pemilu dan memastikan bahwa semua aspirasi masyarakat dapat terakomodasi dengan baik,” katanya.Diakhir sambutan, Budi berharap agar Kota Pangkalpinang ini dapat berkembang, terus maju dengan segala fasilitas-fasilitas pelayanan masyarakat.Untuk itu ia mengajak seluruh stakeholder untuk bersinergi membangun dan mengembangkan Kota Pangkalpinang agar dapat menciptakan kehidupan yang tenteram, aman dan damai dalam lingkungan yang bersih, sehat, teratur dan dalam keberkahan.“Semoga keberlangsungan pembangunan Kota Pangkalpinang dapat terlaksana menuju kejayaannya dan Pangkalpinang Pangkal Kemenangan,” pungkasnya.Setelah upacara selesai Pj Wali Kota Pangkalpinang, Forkopimda, dan seluruh pejabat tinggi pratama Pemerintah Kota Pangkalpinang melakukan konvoi menggunakan bis Pownis PT Timah, Tbk dan akan dibawa menuju Kantor Wali Kota Pangkalpinang untuk melaksanakan sidang paripurna. (*)Sumber: Dinas Kominfo
Foto simbol kebersamaan masyarakat
Perdamaian Dan Kebersamaan Simbol Keberadaan Masyarakat
News Room, Rabu ( 02/04 ) Perdamaian dan kebersamaan adalah simbol keberadaban sebuah masyarakat. Masyarakat yang mampu hidup tentram cenderung mampu mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Sumenep, Ir. H. Soengkono Sidiq, S.Sos, M.Si di ruang kerjanya kepada News Room, Rabu (02/04) mengatakan, perdamaian juga menjadi petanda masyarakat beradap memahami dan mentaati hukum. Sebab hukum adalah aturan tertulis yang bersumber dari nilai dan kebudayaan masyarakat yang diformulasikan menjadi seperangkat aturan untuk mewujudkan ketentraman dan kepastian hukum. Sehingga masyarakat yang taat hukum akan mengedepankan proses dan prosedur hukum ketika mendapati masalah dalam kehidupan. Selanjutnya keteladanan para tokoh masyarakat sebagai penjaga keluhuran dan internalisasi nilai-nilai budaya yang menjadi fondasi karakter masyarakat memiliki peran yang jauh lebih penting. Mengharmoniskan adalah jalan tengah dalam rangka membangun kebersamaan dan kerja sama dalam hal-hal yang disepakati bersama dan kemudian bertoleransi ketika menemukan hal yang menjadi pertentangan. ( JuP-01, Fer )
Bekasi, Indonesia – Sebuah masjid di tengah kota menjadi saksi harmoni umat beragama yang berkumpul untuk melaksanakan ibadah berjamaah. Ratusan jamaah dengan khusyuk mengikuti sesi pengajian dan doa bersama dalam suasana yang penuh kedamaian. Ornamen masjid yang artistik menambah keindahan momen spiritual ini.
Acara ini mencerminkan semangat keberagaman dan toleransi, di mana setiap individu, tanpa memandang latar belakang, dapat bersatu dalam semangat beribadah. Hal ini menunjukkan pentingnya kesetiakawanan sosial dan gotong royong dalam mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat.
©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.
©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.